Kamis, 03 Juli 2014

FF Infinite New LIfe (Sequel From Betrayer) Chapter 7



Title: New Life
Author: Rizki Indriyani
Cast:
L Infinite as Kim Myungsoo
Naeun A-Pink as Son Naeun
Eunji A-Pink as Jung Eunji
Hoya Infinite as Lee Howon/Hoya
Jiyeon T-ara as Park Jiyeon
Woohyun Infinite as Nam Woohyun
Sunggyu Infinite as Kim Sunggyu
Suzy Miss A as Baek Suzy
Dongwoo Infinite as Jang Dongwoo
Krystal F(x) as Jung Krystal
And other supportive cast
Genre: School Life, Marriage life, drama, angst, romance
Rating: PG 13-NC 17+
Lenght: Chaptered


Disclaimer: Semua cast adalah milik Tuhan dan agensi masing-masing. Tapi cerita ini adalah milik saya. Ini hasil pemikirianku sendiri. NO COPAS dan PLAGIAT!!!


Previous:




Chapter 7






"Mwo?! Krystal?!" Myungsoo terkejut ketika yang menelponnya adalah Krystal.


Ya Krystal adalah seorang yeoja yang dulu pernah Myungsoo tolak. Karena Myungsoo menganggapnya seorang sahabat, tidak lebih dari itu. Namun Krystal tidak menyerah. Ia terus mendekati Myungsoo karena ia mencintainya. Meskipun Myungsoo sudah mengganti nomornya entah mengapa Krystal selalu mengetahui nomor telponnya.


"Ne oppa. Bagaimana kabarmu? Aku akan pulang ke Korea. Aku sangat merindukanmu oppa." Krystal berkata manja.


"Ehmm... kabarku baik. Krystal-ah ku tutup dulu telponnya. Aku akan pergi mandi. Annyeong." Myungsoo menutup telponnya. Dan saat itu pula Naeun keluar dari kamar mandi yang hanya berbalut handuk.


"Oppa siapa yang menelpon?" Naeun bertanya.


"Bukan seorang yang penting." Myungsoo menjawab Naeun sedikit curiga, namun ia mencoba untuk mempercayai Myungsoo. Myungsoo mengenakan celananya. Dan berjalan menuju Naeun. Myungsoo memeluk yeoja itu dari belakang.


"Naeun-ah..." Myungsoo berkata


"Ne oppa?"
"Kau sangat cantik." Pipi Naeun bersemu merah.


"Oppa... Sebaiknya... Kau mandi dulu... Aku akan menyiapkan sarapan." Namun Myungsoo semakin mengeratkan pelukannya. Myungsoo membalikan tubuh Naeun dan mencium bibirnya. Mereka berciuman cukup lama. Hingga akhirnya Myungsoo melepaskan ciumannnya dan berkata


"Buatkan sarapan yang enak ne?" Myungsoo pun masuk ke kamar mandi. Sementara Naeun masih terdiam di tempatnya.


"Aigoo~ beruntung sekali aku memiliki suami sepertinya." Naeun bergumam. Dia pun mengenakan pakaiannya dan pergi ke dapur.






~~~~






Eunji masih terdiam di kamarnya. Kejadian itu memang sulit ia lupakan. Ia masih takut jika harus bertemu Hoya. Namun apa daya, pernikahan mereka akan di laksanakan minggu depan. Tentu saja mereka harus bersama-sama untuk menyiapkan semuanya. Sebenarnya Eunji mencintai Hoya. Namun ia benci cara Hoya yang sangat keterlaluan.




Tok... Tok... Tok...




"Siapa?!" Eunji berseru


"Ini aku Hoya." Eunji terkejut mendengarnya. Ia bingung apa harus membukakan pintunya atau tidak. Akhirnya ia berjalan kearah pintu dan membuka pintunya. Hoya tersenyum melihat Eunji. Namun Eunji terlihat sangat ketakutan. Hoya mengajak Eunji duduk diruang tengah.


"Mianhae..." Eunji terbelalak mendengarnya


"Mianhae... Aku sudah berlaku jahat padamu. Aku berjanji tidak akan membuatmu menangis lagi." Hoya berkata dan Eunji menatapnya.


"Kau mau kan memaafkanku?" Hoya kembali berkata dan menggenggam tangan Eunji. Eunji tidak tahu harus berkata apa. Akhirnya ia pun hanya dapat mengangguk membuat Hoya tersenyum dan memeluknya.


"Gomawo Eunji-yah. Saranghae..." Hoya berkata. Eunji pun tersenyum dan membalas pelukan Hoya.


"Kau janji kan tidak akan mengulanginya lagi?" Hoya mengangguk dan melepaskan pelukannya.


"Aku tidak ingin kau membenciku karena sikapku yang keterlaluan. Aku ingin kau mencintaiku sepenuh hatimu..." Hoya berkata "... Sama seperti dulu saat kita pertama kali bertemu." Hoya melanjutkan kalimatnya. Eunji terharu mendengarnya. Ia kembali memeluk Hoya dan mulai menangis.


"Wae? Apa aku mengatakan hal yang salah?" Eunji menggeleng


"Aniyo. Aku menangis bahagia karena kau masih mengingat saat kau mengungkapkan perasaanmu padaku." Eunji terisak. Hoya pun kembali memeluk Eunji dan menenangkannya. Eunji bahagia, akhirnya Hoya kembali seperti dulu lagi. Yang mencintainya sepenuh hatinya.






~~~~






Pagi yang penuh kesibukan di Bandara Incheon. Seorang namja menarik sebuah koper berwarna coklat. Ia terlihat sangat rapuh dan hancur. Ya, ialah Dongwoo. Hatinya sakit menerima kenyataan bahwa Suzy sudah melupakannya. Ia menengok ke belakang. Berharap ada seseorang yang mencegahnya untuk pergi.


"Bodoh sekali aku mengharapkannya mencegahku." Dongwoo berkata dan melanjutkan perjalanannya. Namun tiba-tiba...


"Dongwoo oppa!!!" Dongwoo mendengar suara seorang yeoja memanggilnya. 'Apa ia mencegahku? Ah mungkin itu hanya halusinasiku.' batin Dongwoo. Dongwoo pun melanjutkan perjalanannya. Namun ia kembali mendengar suara itu. Ia berusaha untuk menghiraukan suara itu. Hingga tiba-tiba ada yang menarik lengannya. Dongwoo berbalik dan terkejut melihat yeoja yang ada dihadapannya.


"Suzy-ah..."


"Yah oppa! Aku memanggilmu berkali-kali. Tapi kau tidak mendengarku. Apa kau tuli? Huh?" Dongwoo terdiam. Ia masih tak percaya jika yeoja yang ada di depannya ini adalah Suzy. Harapannya menjadi kenyataan. Dongwoo pun langsung memeluk Suzy. Suzy terkejut bukan main. Ia tidak menyangka jika Dongwoo akan memeluknya seperti ini.


"Aku tidak menyangka harapanku menjadi kenyataan. Ternyata kau datang." Suzy terdiam. Sebenarnya ia datang kesana untuk menjemput sahabat lamanya. Namun tidak disangka ia bertemu Dongwoo disini.


"Oppa... Ini tempat umum. Lepaskan, bagaimana jika orang terdekat Sunggyu oppa melihat kita" Suzy mencoba berontak namun Dongwoo malah mempererat pelukannya.


"Gwenchana... Aku senang kau datang." Suzy kembali terdiam. Dia tidak bisa berontak. Sebenarnya ia sangat merindukannya. Merindukan pelukan hangat Dongwoo yang selama 3 tahun ini tidak pernah ia rasakan. Namun Dongwoo datang disaat yang tidak tepat. Suzy sudah menjadi milik Sunggyu sekarang. Akhirnya Dongwoo pun melepaskan pelukannya.


"Kau akan kembali lagi ke Jepang oppa?" Dongwoo terdiam dan mengangguk pelan.


"Ne. Tapi jika kau mencegahku. Aku tidak akan pergi." Suzy terkejut mendengarnya. Ia tidak tahu harus berkata apa.


"Tapi... Bagaimana pekerjaanmu disana?"


"Gwenchana... Aku akan meninggalkannya untukmu." Suzy terdiam, dia tidak ingin memberi harapan pada Dongwoo.Ia hanya ingin mencintai Sunggyu dan melupakan Dongwoo. Ia tahu ini kejam, tapi seperti inilah kehidupan. Terkadang berjalan manis, terkadang juga berjalan pahit.


"Mianhae oppa..." Dongwoo menatap Suzy heran


"Mianhae... Aku tidak bisa meninggalkan Sunggyu oppa..." Suzy menggantungkan kalimatnya. "... Aku tidak ingin memberi harapan kosong padamu oppa." seketika tubuh Dongwoo melemas mendengarnya. Hatinya sakit mendengar perkataan Suzy.


"Ne, jika itu pilihanmu. Aku terima, semoga kau bahagia Suzy-ah. Annyeong." Dongwoo berkata lirih. Ia pun berbalik dan menarik kopernya. Namun Suzy kembali memanggilnya.


"Dongwoo oppa!!!" Dongwoo menghentikan langkahnya dan berbalik. Suzy berlari kearahnya.


"Waeyo?" Suzy terdiam dan...




Chu~




Suzy mencium bibir Dongwoo sekilas. Dongwoo terkejut saat Suzy mencium bibirnya walaupun sekilas. Suzy tersenyum dan berkata.


"Jalani hidupmu dengan sewajarnya oppa. Aku yakin kau bisa menjalani kehidupanmu walau aku tak bersamamu lagi saat ini." Dongwoo terdiam


"Ciuman itu, adalah hadiah terakhir dariku. Semoga kau dapat menemukan yeoja yang lebih baik daripada aku oppa. Annyeong." Suzy berkata dan pergi, ia melambaikan tangannya pada Dongwoo. Dongwoo tersenyum tipis dan kembali melanjutkan perjalanannya. Dia sudah mendengar pengumuman keberangkatan pesawatnya yang akan berangkat 10 menit lagi.


"Aigoo~ aku akan ketinggalan pesawat jika tidak segera bergegas." Dongwoo berkata dan sedikit berlari. Namun karena terburu-buru ia menabrak seorang yeoja dengan rambut berwarna merah menyala.


"Yah! kalau jalan liat-liat dong. Errghh." yeoja itu berkata kesal. Koper berwarna coklatnya terjatuh.


"Jeosonghamnida aghassi. Aku terburu-buru. Mianhae aku tidak dapat membantumu. Annyeong." Dongwoo berkata menarik kopernya yang sama persis dengan yeoja itu dan meninggalkannya.


"Yah! Yah! Dasar namja aneh." yeoja itu bergumam. Ia pun bangkit dan menarik kembali kopernya.


"Jung Krystal!!!" yeoja yang bernama Krystal itu menoleh ketika ada yang memanggil namanya.


"Suzy-ah... Ternyata kau datang." Krystal berkata dan tersenyum pada Suzy. Suzy membalas senyuman Krystal dan berkata


"Ne, kajja kita ke rumahku."






~~~~






Myungsoo dan Naeun sedang menikmati sarapan mereka. Menu hari ini tidak spesial. Hanya sandwich dan omelette. Namun Myungsoo tidak mengeluh. Ia bahagia karena dapat menyantapnya bersama-sama dengan Naeun. Naeun juga merasakan hal yang sama dengan Myungsoo. Ia sangat bahagia, menikmati sarapan pagi mereka. Namun tiba-tiba perutnya terasa sakit. Naeun memegang perutnya. Myungsoo yang melihatnya terkejut dan menghampiri Naeun.


"Naeun-ah gwenchanayo?" Naeun mengangguk lemah. Myungsoo menyentuh dahi Naeun.


"Aigoo~ badanmu panas yeobo. Kajja kita ke rumah sakit." Myungsoo berkata, namun Naeun menggeleng.


"Wae?"


"Mungkin hanya kecapean oppa."


"Tapi wajahmu pucat sekali Naeun-ah."


"Gwenchana oppa. Sebaiknya oppa segera pergi ke kampus. Katakan pada Park kyosu, aku tidak dapat menghadiri kelasnya hari ini." Meski masih khawatir Myungsoo pun mengangguk.


"Kau yakin tidak apa-apa?"


"Ne, oppa. Jika terjadi sesuatu aku akan menelponmu." Naeun tersenyum meyakinkan bahwa ia baik-baik saja.


"Arasso. Kalau begitu aku pergi dulu." Myungsoo mencium bibir Naeun dan setelah itu ia pergi meninggalkan Naeun.






~~~~






Krystal kini berada di kediaman keluarga Baek. Untuk sementara Krystal akan tinggal di rumah Suzy sampai orangtuanya pulang dari Amerika. Karena bosan menunggu ia memutuskan untuk membongkar isi kopernya.


"Omona!!" Pekik Krystal saat melihat isi kopernya. Disana terdapat setelan jas pria, sepatu, dasi, T-shirt dan beberapa dokumen.


"Aigoo~ sepertinya koperku tertukar dengan namja aneh itu. Eotteokkae?" Krystal sedikit panik. Lalu ia melihat dokumen yang ada disana. Dia meneliti dokumen itu dan menemukan nama presdir yang menandatangani dokumen itu.


"Jang Dongwoo?..." Krystal bergumam "...Tak ku sangka namja aneh itu seorang presdir." Krystal menggeleng-gelengkan kepalanya. Dan menyimpan kembali dokumen itu.






~~~~






Seperti biasa Jiyeon mengikuti pelajaran tambahan bersama Sunggyu. Sebenarnya ia sudah lelah mendengarkan Sunggyu menerangkan materi pembelajaran. Namun ia harus kuat karena ia ingin segera menyelesaikan kuliahnya dan membuat orangtuanya bangga. Entah mengapa setelah mengenal Woohyun ia menjadi bersemangat dan mulai melupakan Myungsoo.


"Baiklah, ku rasa hari ini cukup. Kau boleh pulang. Dan kerjakan semua tugas yang sudah ku berikan." Jiyeon mengangguk. Setelah membereskan buku-bukunya. Ia pamit pada Sunggyu dan keluar dari kelasnya.


"Omona!! Aigoo~ kau ini membuatku kaget saja." pekik Jiyeon ketika melihat Woohyun menunggunya di depan kelas. Woohyun terkekeh melihat Jiyeon


"Mianhae Jiyeon-ssi. Bagaimana kuliahmu hari ini?" Jiyeon menghela nafas


"Seperti biasa berat dan melelahkan. Bisakah kau memanggilku Jiyeon saja?" Woohyun sedikit terkejut mendengarnya.


"Ne Jiyeon-ah. Bersabarlah... Aku yakin kau pasti bisa." Woohyun menepuk-nepuk bahu Jiyeon. Jiyeon tersenyum tipis.


"Gomawo Woohyun-ah. Kau selalu ada disaat aku terpuruk seperti ini."


"Cheonma. Percayalah, aku selalu mendukungmu." Jiyeon tersenyum mendengarnya.


"Kajja. Aku akan mengantarmu pulang." Woohyun berkata dan menarik tangan Jiyeon. Jiyeon merasakan getaran aneh di hatinya. 'Mungkinkah aku menyukainya?' batin Jiyeon


Tidak aneh jika Jiyeon merasakan itu. Mengapa tidak? Selama ini Woohyun selalu menemaninya. Dan setelah mengenal Woohyun. Jiyeon menjadi lebih semangat menjalani kuliahnya, walaupun harus mengikuti kelas tambahan dengan Sunggyu. Woohyun selalu menyemangatinya dan meyakinkan Jiyeon bahwa Jiyeon bisa lulus dan mendapatkan nilai yang bagus. Dan Jiyeon pun sekarang mulai bisa melupakan Myungsoo.






~~~~






Naeun POV




aigoo... mengapa aku mengalami mual dan muntah? Mungkinkah? Tidak, tidak mungkin. Kami baru melakukannya tadi malam. Tapi... Apa salahnya jika dicoba. Aku berjalan menuju kamar mandi. Lalu aku keluar menunggu hasilnya. Ku lirik jam dinding. Omona... aku harus menyiapkan makan malam untuk Myungsoo oppa. Aku segera pergi ke dapur untuk memasak.


Akhirnya selesai juga. Oh iya aku lupa satu hal. Aku kembali ke kamar mandi. Jantungku berdegup kencang, mengapa aku gugup sekali. Semoga saja negatif. Aku melihat hasilnya, Mwo? Bagaimana bisa? Hasilnya... Positif. Aku mencoba mengingat kejadian itu. Omona!!


Aku lupa bahwa kami sudah melakukannya sebelum menikah. Pantas saja aku sudah terlambat datang bulan. Bagaimana aku memberitahu Myungsoo oppa tentang ini. Sebuah ide melintas di otakku. Baiklah... Aku ingin memberikan ia kejutan. Aku menyimpan test pack itu di tempat yang cukup tersembunyi. Nanti malam aku akan memberitahunya.




Naeun POV end




Author POV




Eunji dan Hoya tengah sibuk menyiapkan semua yang di perlukan untuk pernikahan mereka. Sejak pagi mereka sudah pergi ke percetakan untuk membawa pesanan undangan. Dan sekarang mereka sedang memilih gaun dan tuxedo yang akan mereka kenakan minggu depan.


Sambil menunggu Eunji fitting gaun pengantin, Hoya terus menatap bayangannya di cermin. Menentukan apakah tuxedo itu cocok untuknya atau tidak. Tak lama kemudian tirai pun terbuka. Hoya takjub melihat Eunji mengenakan gaun pengantin berwarna putih itu. Eunji pun berjalan menuju Hoya.


"Bagaimana? Apakah ini bagus?" Hoya masih melongo melihat Eunji. Ia hanya mengangguk.


"Kau sangat cantik Eunji-yah." Eunji tersipu malu.


"Kau juga sangat tampan Hoya-yah." Hoya pun mendekat pada Eunji dan berbisik.


"Aku tidak sabar ingin menjalani kehidupan rumah tangga bersamamu Eunji-yah." Eunji memukul bahu Hoya pelan. Dan mereka tertawa bersama.






~~~~






Dongwoo sudah tiba di apartementnya. Ia mengehempaskan tubuhnya di sofa. Tiba-tiba handphonenya berdering. Ia menekan tombol hijau dan berkata.


"Yeobuseyo?"


"..."


"Ah ne. Aku sudah menandatanganinya."


"..."


"Baiklah, besok kita bicarakan di ruanganku."


"..."


"Ne." Telpon pun terputus. Dongwoo membongkar isi kopernya.


"Astaga!!!" pekik Dongwoo. Ia terkejut melihat isi kopernya.


"Apa-apaan ini?" Dongwoo mengeluarkan hair dryer, catokan, roll rambut, tas make up, sepatu high heels, asesoris. Dan beberpa potong pakaian wanita.


"Aigoo~ sepertinya aku salah mebawa koper saat terjatuh di bandara." Dongwoo mengacak rambutnya frustasi.


"Bagaimana ini. Disana ada dokumen penting yang akan dibahas besok." Dongwoo mulai panik. Namun tiba-tiba handphonenya berdering. Ia melihat nomor asing. Tanpa pikir panjang ia pun menekan tombol hijau dan berkata.


"Yeobuseyo?"


"Yah! Namja aneh!" terdengar suara yeoja dari seberang sana.


"Mwo? Namja aneh? Yah! Aghassi, sebaiknya kau jaga mulutmu itu."


"Kau memang namja aneh. Meninggalkan yeoja yang terjatuh karena kau tabrak." Dongwoo berfikir sejenak. Ia ingat kejadian di bandara Incheon tadi pagi.


"Kau... Yeoja yang berambut merah itu? Aish... Tak ku sangka sikapmu seperti ini."


"Ne, ne, ne. Kau dimana sekarang? Aku ingin membawa kembali koperku."


"Mwo? Kau ini tidak tau sopan santun. Yah! Aghassi, sekalipun kau berkeliling Korea. Kau tidak akan pernah bisa menemukanku."


"Mwo? Kau... Neon eodigayo?"


"Aku di Jepang sekarang. Aku juga membutuhkan dokumen yang ada di koperku. Bagaimana kalau kau kemari dan membawa koperku? Kita bertukar koper disini. "


"Mwo!!! Micheosso...! Mengapa harus aku yang pergi ke Jepang? Bukankah kau yang menabrakku? Seharusnya kau yang datang kemari!" Dongwoo menjauhkan handphonenya karena yeoja itu sedikit berteriak.


"Ish... Arasso, arasso. Aku akan kembali ke Korea, kau puas? Huh?"


"Sangat puas. Ku tunggu kau di bandara Incheon jam 7 pagi. Annyeong tuan Jang Dongwoo." telpon pun terputus.


"Yeobuseyo? Yeobuseyo? Ishh seenaknya saja ia mematikan telponnya." Dongwoo berkata kesal. Lalu ia pun mengetik sebuah pesana pada nomor yang menghubunginya barusan.




To: 0224xxxx


Yah! Aghassi. Darimana kau tau namaku huh? Aku saja tidak tahu siapa namamu.




Tak lama menunggu ia menerima balasan.




From: 0224xxxx


Hahaha. Di dokumenmu tercantum sebuah nama dengan tanda tangan lengkap. Presdir Jang Dongwoo. :P Ck... Tak ku sangka ternyata namja aneh sepertimu bisa menjadi seorang Presdir. Namaku... Cari saja sendiri :P




Dongwoo terperanjat mendengarnya. Ia pun membongkar isi koper itu. Ia melihat sebuah buku harian.


"Jung Krystal. Nama yang bagus, namun sayang sikapnya tak seindah namanya." saat Dongwoo meletakan kembali buku itu. Tiba-tiba sebuah foto terjatuh dari buku itu. Ia pun melihat foto itu.


"Ya Tuhan!!" Dongwoo terkejut melihat foto itu. Yang tidak lain adalah foto Myungsoo.






~~~~






Setelah makan malam Myungsoo dan Naeun menonton Televisi di ruang tengah. Myungsoo meletakan lengannya di bahu Naeun. Mereka sedang asyik menonton drama. Tiba-tiba Naeun teringat satu hal. Ia pun bangkit dan pergi menuju kamar. Saat sampai di depan pintu. Naeun mengerakan telunjuknya, mengisyaratkan kepada Myungsoo untuk mengikutinya. Myungsoo pun mengikuti Naeun masuk ke kamar.


Naeun duduk di tempat tidur menunggu Myungsoo. Ia menyembunyikan test pack di balik punggungnya, saat mengetahui Myungsoo masuk ke dalam. Myungsoo menatap Naeun heran.


"Waeyo Naeun-ah?"


"Duduklah disini oppa." Naeun menunjukan tempat disampingnya. Myungsoo pun menghampirinya dan duduk di samping Naeun.


"Waeyo?" Myungsoo kembali bertanya


"Tutup matamu."


"Mwo?"


"Ku bilang tutup matamu oppa." Myungsoo pun menutup matanya.


"Aku akan menghitung dari satu sampai tiga. Setelah itu kau boleh membuka matamu." Myungsoo hanya mengangguk.


"Hana... dul... Set..." Myungsoo membuka matanya dan melihat test pack di tangannya.


"Apa ini?"


"Lihatlah dulu." Myungsoo menyelidik dan melihat dua garis tampak disana.


"Ini... Kau serius?" Naeun mengangguk.


"Bagaimana bisa?" Myungsoo masih bingung dengan semua ini.


"Oppa... Kau lupa dengan kejadian sebulan lalu. Saat kau menginap di rumahku?" Myungsoo mencoba mengingatnya.


"Aigoo aku lupa. Kau benar Naeun-ah. Tapi sebaiknya kita jangan memberitahu keluarga kita tentang ini." Naeun mengangguk


"Aku tidak ingin membuat mereka terkejut oppa." Myungsoo mengangguk.


"Baiklah... Mulai hari ini kau harus bisa menjaga pola makanmu. Arasso?"


"Ne oppa arasso." Naeun tersenyum. Ia bahagia, karena kini ia sedang mengandung anak pertamanya dan Myungsoo. Myungsoo mematikan lampu dan menggoda Naeun.






~~~~






Dongwoo masih menatap foto yang ada di tangannya. Bagaimana bisa dalam buku harian Krystal terdapat foto Myungsoo. Ia masih memikirkan hal ini. Tiba-tiba sebuah ide terlintas di otaknya. Ia mengeluarkan handphonenya, mencari sebuah kontak dan menekan tombol hijau. Ia menunggu seorang menjawab telponnya.


"Yeobuseyo?" terdengar suara dari seberang sana.


"Yeobuseyo Sunggyu-yah... Kau sudah tidur?"


"Dongwoo-yah? Wae? Mengapa malam-malam begini kau menelpon?" Sunggyu berkata lemah.


"Mianhae mengganggu waktu istirahatmu. Aku ingin menanyakan sesuatu padamu."


"Ne. Apa yang ingin kau tanyakan?"


"Apa kau dulu Myungsoo memiliki seorang teman bernama Jung Krystal?"










TBC


3 komentar:

  1. ceritanya bagus...tapi ada lanjutannya gak yah?

    BalasHapus
  2. Lanjut min bagus kok ceritanya. Fighting ditunggu y lanjutanny

    BalasHapus
  3. Lanjut min bagus kok ceritanya. Fighting ditunggu y lanjutanny

    BalasHapus