Title: Voodoo Doll
Author: Rizki Indriyani
Cast:
-All Member Infinite
-All Member A-Pink
-Goo Sunhee (OC)
Genre: School life, Thriller, Fantasy,
Horror.
Ratting: T
Annyeong....
balik lagi bawa kelanjutan FF ini yang udah lama gak diterusin :D
author cuma minta satu... aja dari kalian
please tinggalkan komentar kalian.
mau komentar baik atau pedes pun author bakal terima dengan senang hati.
dan akan memperbaiki jika ada kesalahan.
Juseyo... :)
Happy Reading^^
Mian kalo banyak typo :)
Previous
Part 2: The Beginning Of Sorrows
Younha mengambil boneka Voodoo itu. Ia
mengangkat salah satu tangan boneka itu, kemudian ia mengangkat kedua tangan
boneka itu. Setelah itu ia melepaskannya.
"Kim Sunggyu... Bersiaplah menerima
penderitaanmu!" Younha berkata
Di apartementnya, Sunggyu masih berpesta
bersama teman-temannya. Ia masih duduk bersama Hayoung dan menonton Woohyun dan
Chorong yang sedang berkaroke. Sunggyu meletakan tangannya di bahu Hayoung.
Mereka tertawa bersama melihat Woohyun dan Chorong.
Namun tiba-tiba tangan kanan Sunggyu
terangkat sendiri. Semua yang melihat Sunggyu menjadi heran. Lalu tangan
kirinya pun terangkat dengan sendirinya. Sunggyu merasa heran dengan tubuhnya
yang bergerak sendiri.
"Hyung apa yang kau lakukan?"
Sungyeol bertanya.
"Entahlah... Aku juga tidak tahu.
Bukan aku yang melakukannya." Sunggyu berkata,
Younha mengangkat tangan boneka itu dan
memukulkannya ke perut boneka itu sendiri. Lalu setelah itu ia mencekik leher
boneka itu. Younha tersenyum puas.
"Apa kau menikmatinya? Aku akan
menyakitimu secara perlahan." Younha berkata dan kembali mengendalikan
boneka itu.
Tangan Sunggyu yang awalnya terangkat kini
turun kembali. Ia menggerakan tangannya seperti biasa. Namun tidak lama
kemudian tangannya memukul perutnya sendiri.
"Hyung, kau jangan menyakiti dirimu
sendiri." Sungjong berkata.
"Aku tidak bisa menghentikannya.
Tanganku bergerak sendiri. Argghh..." Sunggyu berkata dan mengerang
kesakitan. Hayoung yang melihatnya menjadi khawatir.
"Oppa... Hentikan!" Hayoung
menarik lengan Sunggyu berusaha menghentikan Sunggyu yang memukul perutnya
sendiri. Tiba-tiba tangan Sunggyu berhenti memukul perutnya sendiri.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Aku
tidak dapat mengendalikan tubuhku sendiri. Sepertinya ada yang mengendalikan
tubuhku." Sunggyu berkata semua menghentikan aktivitasnya. Mereka
menghampiri Sunggyu.
"Kau serius hyung?" Myungsoo
bertanya.
"Ne, aku serius. Mana mungkin aku
sengaja memukul perutku sendiri. Itu konyol sekali." Sunggyu berkata.
Mereka terlihat bingung dan mulai memikirkan penyebab Sunggyu yang terlihat
seperti sedang di kendalikan. Tiba-tiba...
"Arrghh!!" Sunggyu mengerang dan
memegang lehernya.
"Apa yang tejadi?" Woohyun
bertanya.
"Le... Leherku... Arrghh!!"
Sunggyu mengerang kesakitan. Hayoung semakin khawatir dengan keadaan Sunggyu.
Ia mencoba menghentikan Sunggyu, namun hasilnya nihil. Ia tidak bisa
menghentikan Sunggyu.
Sunggyu POV
Aku terus memegang leherku. Aku merasa ada
yang mencekik namun tak ada seorang pun yang mencekikku. Aku tidak bisa
bernafas. Namun tidak lama kemudian aku bisa bernafas lega. Semua orang yang
ada disini menatapku dengan tatapan heran dan bingung.
"Sunggyu-yah gwenchanayo?"
Dongwoo bertanya. Aku hanya bisa mengangguk
"Apa yang kau rasakan
Sunggyu-yah?" Woohyun bertanya. Aku hanya menggelengkan kepalaku.
"Aku tidak tahu. Rasanya seperti ada
yang mencekikku." Hayoung menatapku prihatin.
"Oppa... Aku tadi sangat ketakutan.
Kau menyeramkan." ia berkata. Aku pun langsung memeluknya dan
menenangkannya.
"Gwenchana... Sekarang aku merasa
lebih baik." kami pun melanjutkan kembali pesta kami hingga tengah malam.
Sunggyu POV end
Author POV
Akhirnya pesta mereka pun berakhir. Mereka
meninggalkan apartement Sunggyu dan mengantarkan pasangan mereka masing-masing
ke rumahnya. Sunggyu mengantarkan Hayoung ke rumahnya. Di perjalanan mereka
hanya terdiam. Tak ada seorang pun yang memulai pembicaraan. Sesampainya di
rumah Hayoung.
"Oppa... Kau yakin tidak apa-apa? Aku
masih khawatir padamu oppa." Hayoung berkata. Sunggyu tersenyum dan
menatapnya lama. Ia mendekat pada Hayoung. Jarak mereka semakin dekat. Hayoung
menutup matanya dan...
Chu~
Sunggyu mencium kening Hayoung dengan
lembut dan penuh kasih sayang. Hayoung dapat merasakan kasih sayang Sunggyu
lewat ciuman itu. Setelah cukup lama, Sunggyu pun melepaskan ciumannya dan
menatap Hayoung.
"Aku baik-baik saja chagi. Kau tak
usah khawatir..." Sunggyu berkata. "Sebaiknya kau segera masuk. Ini
sudah larut. Jaljayo chagi. Saranghae." Hayoung tersenyum mendengarnya ia
pun keluar dari mobil Sunggyu. Ia melambaikan tangannya, Sunggyu tersenyum dan
melajukan mobilnya meninggalkan Hayoung sendiri disana.
"Nado saranghae oppa." Hayoung
bergumam dan masuk ke dalam rumahnya.
Keesokan harinya...
Younha yang berada dalam tubuh Sunhee
mengubah penampilan Sunhee. Ia mengenakan seragam dengan rok yang lebih pendek.
Ia mendandani wajah Sunhee dengan bedak. Rambutnya yang bergelombang di biarkan
terurai. Ia memakai sedikit lipgloss di bibirnya. Ia menatap penampilannya di
hadapan cermin.
"Wah, wah, wah Goo Sunhee... Lihat
dirimu sekarang. Aku yakin semua orang pasti tidak akan ada yang
mengenalimu." Younha berkata.
"Ne, kau benar. Mereka mengenalku
dengan Sunhee yang udik dan aneh. Tolong bantu aku." Sunhee berkata,
Younha tersenyum mendengarnya.
"Ne, aku akan selalu membantumu."
Younha berkata. Ia mengambil tasnya dan pergi ke sekolah.
~~~~
Woohyun sedang berjalan melewati koridor
sekolah. Banyak siswi kelas X memanggil namanya. Ia membalasnya dengan sebuah
senyuman. membuat semua yeoja meleleh, bahkan sampai ada yang pingsan karena
melihat senyumannya. Woohyun sudah biasa dengan situasi seperti ini.
Namun tiba-tiba pandangannya tertuju pada
seorang yeoja yang berjalan menuju ke arahnya. Yeoja dengan rambut bergelombang
yang dibiarkan terurai, kulitnya yang putih dan bersih. Dan matanya yang indah.
Membuat Woohyun cukup terpesona dengan yeoja itu. Saat yeoja itu melewatinya,
ia menarik tangan yeoja itu dan berkata.
"Siapa namamu? Apa kau siswa baru
disini?" Younha atau Sunhee menatap Woohyun heran. 'Nam Woohyun!! Aku muak
dengan tingkahmu!' Sunhee berkata membuat Younha mendapat kembali kekuatan.
"Kau tidak mengenalku?" Younha
bertanya dan Woohyun menggelengkan kepalanya.
"Ani. Siapa kau?" Woohyun kembali
bertanya. Younha tersenyum sinis. Ia menarik tangannya yang ada dalam genggaman
Woohyun.
"Aku Sunhee, Goo Sunhee..."
Woohyun terkejut mendengarnya. "...Yeoja yang selalu kau remehkan dan kau
hina. Menyingkirlah dan jangan menghalangi jalanku!" Younha berkata dan
pergi meninggalkan Woohyun yang masih shock.
Woohyun POV
Dia... Sunhee... Tak ku sangka ia sangat
cantik jika tidak mengenakan kaca mata. Aigoo~ bicara apa aku ini. Tapi sungguh
ia sangat menarik. Haruskah aku mulai mendekatinya? Tapi bagaimana jika Chorong
tahu? Ah tidak akan, dia tidak akan tahu. Dia kan berada di sekolah yang berbeda
denganku. Baiklah aku akan mendekatinya. Aku pun pergi meninggalkan tempat itu
dan menuju ke kantin. Disana aku melihat mereka sudah berkumpul.
"Yah Woohyun-ah!!" Sunggyu
berseru, aku pun menghampiri mereka.
"Hyung! Kau darimana saja?"
Sungjong bertanya. Aku pun duduk di sebelahnya.
"Aku baru saja datang. Oh iya ada hal
penting yang harus kalian ketahui."
"Hal penting? Apa itu?" Sunggyu
bertanya mereka pun mulai mengerubuniku.
"Kalian tahu, Sunhee mengubah
penampilannya."
"MWO?" Semua menjawab serempak,
mereka terlihat terkejut mendengarnya.
"Tidak mungkin... Ia kan yeoja yang
aneh." Sunggyu berkata.
"Tapi aku sudah melihatnya. Aku bahkan
sampai tidak mengenalinya. Ia benar-benar berubah." aku meyakinkan mereka.
"Aku penasaran seperti apa yeoja itu
sekarang." Myungsoo berkata.
"Kajja kita pergi ke kelasnya."
Sunggyu berkata dan kami pun meninggalkan kantin.
Woohyun POV end
Author POV
Mereka pun akhirnya memutuskan untu pergi
ke kelas Sunhee. Mereka memasuki kelas 2.A tempat dimana Sunhee berada.
Brakk...!
Sunggyu menggebrak meja dan berkata.
"Dimana Goo Sunhee?!!"
"Aku disini!!" pandangan mereka
tertuju pada yeoja yang berada di ambang pintu. Sunhee pun masuk ke dalam
kelas. Mereka kecuali Woohyun terlihat sangat shock melihat Sunhee.
"Mau apa kalian kemari?" Sunhee
kembali berkata. Mereka masih tidak percaya dengan sosok yeoja yang ada
dihadapan mereka saat ini.
"Kau..." Myungsoo berkata
"Goo..." Sungyeol berkata
"Sunhee..." Sungjong menambahkan.
"Ne, aku Goo Sunhee! Yeoja udik dan aneh
yang selalu kalian bully dan hina." Sunhee berkata
"Tidak Mungkin..." Sunggyu
berkata ia masih tidak percaya dengan semua ini.
"Aku Goo Sunhee. Sudah mengubah
penampilanku. Kalian lihat, aku benar-benar sudah berubah." Sunhee berkata
dingin.
"Sebaiknya kalian pergi dari sini. Aku
muak melihat kalian semua." Sunhee kembali berkata dan duduk ke bangkunya.
Sunggyu dan kawan-kawan pun pergi meninggalkan kelas itu.
~~~~
Sepulang sekolah Younha membaringkan
tubuhnya di tempat tidur. Ia terlihat sangat senang karena telah berhasil
membuat Sunggyu kesal. Dia teringat satu hal. Ia mengeluarkan boneka voodoo
yang ia gunakan untuk mengendalikan Sunggyu.
"Sudah saatnya Sunhee..." Younha
berkata. "...Ayo kita lakukan." Sunhee berkata. Younha mengambil
boneka itu membiarkannya berdiri dan...
Bukk...
Ia memukul tengkuk boneka itu cukup keras,
sampai boneka itu terjatuh. Younha tersenyum senang. Dan berkata
"Goodbye Kim Sunggyu. Semoga kau
menikmati kehidupanmu yang baru disana." Sunhee berkata dan meninggalkan
boneka itu.
~~~~
Brug...
Sunggyu yang sedang berjalan menuju ruang
tengah. Tiba-tiba terjatuh dan pingsan. Myungsoo yang melihatnya langsung
membangunkannya.
"Hyung!! Ireona... Hyung! Hyung!"
Myungsoo mulai panik dan langsung menelpon dokter pribadi mereka.
"Yeobuseyo, cepat datang ke rumahku.
Sekarang!!!" Myungsoo berteriak dan terus membangunkan Sunggyu. Tidak lama
kemudian dokter pun datang dan menyarankan untuk membawa Sunggyu ke rumah
sakit.
Sesampainya disana, Sunggyu langsung
memasuki ruang emergency. Myungsoo menunggunya diluar dengan perasaan cemas. Lalu ia pun
mengeluarkan ponselnya dan menghubungi sebuah kontak.
"Yeobuseyo."
~~~~
Hayoung keluar dari kamar mandi. Ia baru
saja selesai mandi. Saat ia akan mengambil parfum tanpa sengaja ia menjatuhkan
foto Sunggyu yang berada tak jauh dari parfum itu. Bingkai foto itu pecah dan
hancur. Hayoung terkejut, ia gelisah.
"Apa ada sesuatu yang terjadi pada
Sunggyu oppa?" Hayoung bergumam. Tak lama kemudian ia mendengar ponselnya
berdering. Ia melihat nama Myungsoo tertera disana.
"Yeobuseyo?" Hayoung berkata
setelah menekan tombol hijau.
"Hayoung-ah... Sunggyu hyung..."
"Mwo? Ada apa dengan Sunggyu oppa,
oppa?"
"Dia... Sekarang ada di rumah
sakit..."
Deg...
Hayoung terkejut mendengarnya. Seluruh
tubuhnya melemas seketika. Ia tidak menyangka Sunggyu sekarang ada dirumah
sakit.
"M...Mwo...? Sunggyu oppa... Di rumah
sakit...?"
"Ne, ia masih di ruang emergancy.
Dokter masih menanganinya. Cepatlah kemari" telpon pun terputus. Hayoung
terduduk lemas dan menangis. Ia mengambil foto Sunggyu yang sudah terpisah dari
bingkainya.
"Oppa... Apa yang terjadi padamu?
Hiks, hiks" Hayoung berkata dan menangis.
~~~~
Myungsoo masih menunggu diluar. ia masih
khawatir dengan keadaan Sunggyu, yang pingsan secara mendadak. Tidak lama
kemudian ia melihat dokter keluar dari ruangan emergancy. Ia pun menghampiri
dokter itu untuk menanyakan keadaan Sunggyu.
"Dokter... Bagaimana keadaan
hyungku."
"Mari ikut ke ruanganku." dokter
berkata Myungsoo pun mengikuti dokter menuju ruangannya. Sesampainya disana
dokter memerintahkan Myungsoo untuk duduk.
"Bagaimana keadaan Sunggyu
hyung?" Dokter menghela nafas berat.
"Apa ia mengalami benturan yang keras
dikepalanya?" Dokter bertanya. Myungsoo menggeleng
"Ani... Dia tidak pernah terbentur
sebelumnya. Ia tiba-tiba pingsan saat sedang menuju ruang tengah."
Myungsoo berkata.
"Ini kasus yang aneh. Aku belum pernah
menangani kasus seperti ini sebelumnya." Myungsoo menatapnya heran.
"Apa yang sebenarnya terjadi dok? Apa
yang terjadi pada Sunggyu hyung?" Dokter terlihat sangat frustasi
memikirkannya.
"Begini Myungsoo-ssi... Hyungmu,
menderita mati otak." Myungsoo terkejut mendengarnya.
"Mwo? Mati otak?" Myungsoo
berkata, ia tidak percaya Sunggyu mengalami semua itu.
"Nde. Biasanya ini terjadi ketika
penderita mengalami benturan hebat dikepalanya, tepatnya di batang otaknya.
Tapi Anda berkata bahwa tuan Sunggyu tidak mengalami benturan apapun
dikepalanya. Itu yang membuat saya bingung dan itu yang saya pikirkan Myungsoo-ssi."
Myungsoo terkejut mendengarnya. Namun ia teringat kejadian tadi malam.
"Jangan-jangan..."
"Jangan-jangan mengapa
Myungsoo-ssi?" Dokter bertanya.
"Ani. Bukan apa-apa. Kalau begitu
terimakasih dok. permisi." Myungsoo berkata dan meninggalkan ruangan
dokter. Myungsoo berjalan menuju ruang ICU tempat dimana Sunggyu dirawat.
Disana ia bisa menemukan Sungyeol, Sungjong dan Woohyun, ia juga melihat
Hayoung yang masih menangis disana.
"Myungsoo-yah!" Woohyun
menghampiri Myungsoo.
"Bagaimana keadaan Sunggyu? Apa dia
baik-baik saja?" Myungsoo menggeleng. Dan duduk di salah satu bangku yang
tersedia disana.
"Sunggyu hyung... Mengalami mati
otak." Semua terkejut mendengarnya. Terlebih Hayoung, ia sangat shock
mendengarnya.
"M... Mwo...?" Hayoung kembali terisak.
"Bagaimana bisa Sunggyu oppa mengalami semua ini...? Hiks, hiks,
hiks" Sungjong menenangkan Hayoung yang sudah menangis histeris.
Hayoung pun memutuskan untuk melihat
keadaan Sunggyu. Ia bisa melihat Sunggyu terbaring lemah dengan banyak alat yang
menempel ditubuhnya. Hayoung tak kuasa menahan tangisnya ketika melihat keadaan
Sunggyu. Dia merasakan sakit yang teramat dalam dihatinya.
Sunggyu berada disebuah penjara yang sangat
gelap. Disana hanya diterangi sebuah lilin abadi. Yang akan terus menyala dan
tidak akan pernah padam. Ia terlihat sangat bingung ia berjalan menuju lilin
itu dan duduk di dekat lilin itu.
"Dimana aku?" Sunggyu bertanya,
namun tak ada seorang pun yang mendengar ataupun menjawabnya.
Hayoung duduk di samping tempat tidur
Sunggyu. Ia terus menatap Sunggyu yang terbaring lemah disana. Hayoung kembali
menangis. Ia tak kuasa melihat keadaan Sunggyu seperti ini. Ia merasa Tuhan
tidak adil membuat Sunggyu seperti ini.
"Oppa... Jebal.... Ireonna! Hiks,
hiks, hiks"
Sunggyu dapat mendengar suara Hayoung yang
menangis.
"Hayoung-ah... Hayoung-ah!!!"
Sunggyu berteriak memanggil Hayoung, namun ia tak dapat melihat Hayoung.
Hayoung menangis, air matanya menetes dan
terjatuh di lengan Sunggyu. Ia tidak bisa menahan tangisnya. Ia tidak sanggup
jika harus kehilangan Sunggyu.
Sunggyu merasakan ada sesuatu yang
menyentuh lengannya. Ia memegang lengannya dan mendapatkan air mata disana.
Sunggyu berfikir. Bagaimana bisa ada air mata menetes dan menyentuh tangannya.
"Jangan-jangan..." Sunggyu
menggantungkan kalimatnya. "...Hayoung sedang menangis di sampingku.
Sedangkan jiwaku terkurung disini. Hayoung-ah!!! Kau mendengarku?!!
Hayoung-ah!!!"
Hayoung mendengar suara Sunggyu. Namun
Sunggyu tidak membuka matanya. Ia sejenak berfikir. Namun tidak lama kemudian
ia menghilangkan fikirannya itu.
"Mungkin itu hanya halusinasiku
saja." Hayoung berkata. Ia pun mencium kening Sunggyu dan setelah itu ia
meninggalkan ruangan Sunggyu.
~~~~
Younha sangat senang melihat Sunggyu koma.
Ia berbaring ditempat tidurnya dan tersenyum senang melihat penderitaan
Sunggyu. Sedangkan Sunhee hanya bisa terdiam, ia tidak dapat melakukan apapun.
Ia hanya bisa mengirimkan perasaan dendamnya pada Younha. Younha tiba-tiba
memiliki sebuah ide. Ia mengambil boneka voodoo yang berada diatas meja.
"Sunhee-yah... Bagaimana kalau kita
menyakiti yeojachingunya juga?" Younha berkata. Sunhee hanya terdiam tak
menjawab.
"Akan ku anggap kau
menyetujuinya." Younha berkata. Ia mengambil foto Hayoung. Ia menyebutkan
mantra yang sama saat akan mengendalikan Sunggyu. Setelah itu foto Hayoung
menghilang. Younha tersenyum senang.
"Ayo kita lakukan lagi." Younha
berkata dan mulai mengendalikan Hayoung.
Hayoung kini sedang berada dikamarnya. Ia
masih menangisi Sunggyu yang masih dirawat di rumah sakit. Bayangan Sunggyu
kembali muncul dipikirannya. Karena kelelahan ia pun akhirnya tertidur. Ia
bermimpi bertemu dengan Sunggyu.
Hayoung kini berada disebuah ruangan serba
putih. Disana ia melihat Sunggyu terkurung di penjara yang sangat gelap.
Penjara itu hanya diterangi oleh sebuah lilin. Hayoung berjalan mendekat pada
ruangan gelap itu. Namun saat ia semakin mendekat, ada sebuah angin kencang
berhembus kearahnya.
"Jangan mendekat Hayoung-ah!!"
Sunggyu berseru.
"Oppa!!" Hayoung berkata.
"Mengapa kau berada ditempat seperti ini oppa?" Hayoung berkata,
matanya berkaca-kaca karena melihat Sunggyu yang terkurung disana.
"Hayoung-ah..." Sunggyu berkata
"Tolong aku..." Sunggyu kembali berkata, namun setelah itu ia
menghilang. Hayoung terus memanggil nama Sunggyu dengan keras.
"Sunggyu oppaaaaaa!!!" Hayoung
terbangun dari tidurnya. Keringat dingin keluar dari pelipisnya.
"Apa yang terjadi? Mengapa Sunggyu
oppa berkata seperti itu." Hayoung bergumam. Namun tidak lama kemudian ia
merasakan sakit di perutnya.
"Argh... Mengapa sakit sekali?"
Hayoung berkata. Rasa sakit diperutnya semakin terasa. Hayoung meringis
kesakitan. Namun rasa sakit itu tiba-tiba menghilang.
"Aneh sekali..." Hayoung
tebangun. "Tadi rasanya sakit sekali. Tapi sekarang rasa sakit itu sudah
menghilang." Hayoung yang sudah mengantuk, menguap dan tertidur.
Keesokan harinya...
Naeun kini berada di rumah Myungsoo. Mereka
sepakat untuk mengerjakan PR matematika yang sudah lama tertunda. Mereka
mengerjakan PR matematika di kamar Myungsoo. Karena Myungsoo tidak ingin
seorang pun mengganggunya saat belajar, Jadi mereka memutuskan untuk
mengerjakannya di kamar Myungsoo.
"Myungsoo-yah... Ayo jelaskan soal ini
padaku, aku tidak mengerti." Naeun berkata. Myungsoo pun menjelaskan semua
rumus matematika yang tidak Naeun mengerti. Karena mengantuk Naeun pun akhirnya
tertidur. Saat Myungsoo sudah selesai menjelaskan ia melihat Naeun sudah
tertidur.
"Ck... Kau selalu saja seperti ini.
Inilah mengapa aku selalu malas belajar denganmu." Myungsoo bergumam. Ia
pun bangkit dari duduknya dan menghampiri Naeun. Dilihatnya wajah Naeun yang
sedang tertidur. Ia menarik kedua sudut bibirnya.
"Saat tertidur pun kau tetap
cantik." Myungsoo berkata dan mengangkat tubuh Naeun. Ia menidurkannya di
tempat tidurnya. Ia mendekat dan mencium kening Naeun. Setelah itu pun ia
kembali mengerjakan PR Naeun yang belum terselesaikan.
Naeun terbangun dari tidurnya. Ia terkejut
sudah berada di tempat tidur Myungsoo. Ia pun melirik ke arah meja. Ia bisa
melihat Myungsoo tertidur, dengan setumpuk buku di depannya.
"Aigoo~ apa dia mengerjakannya selama
aku tertidur? Son Naeun neon pabo. Kau membiarkan dia mengerjakan semua PRmu
sendirian. Kau benar-benar pabo Son Naeun." Naeun bergumam. Ia pun
menghampiri Myungsoo dan duduk disampingnya. Naeun memandangi wajah Myungsoo.
Ia pun mengelus rambut Myungsoo dengan lembut.
"Huft... Mianhae..." Naeun
menghela nafas. "Aku sudah merepotkanmu. Mianhae..." Naeun berkata.
Ia kembali mengelus rambut Myungsoo. Namun saat ia menyetuh wajah Myungsoo. Myungsoo
menggenggam tangannya, Naeun terkejut ketika mengetahui Myungsoo terbangun.
"Omona!!" pekik Naeun. "Yah
Kim Myungsoo! Kau membuatku kaget saja." Naeun berkata. Myungsoo tersenyum
melihatnya. Ia hanya terdiam tak berkata apapun. Myungsoo menyentuh pipi Naeun.
Naeun tersipu malu, pipinya terasa panas karena sentuhan Myungsoo.
"Kau cantik Naeun-ah..." Myungsoo
berkata. Pipi Naeun bersemu merah. Myungsoo mendekat pada Naeun. Jarak mereka
sangat dekat. Naeun menatap Myungsoo.
"Tapi kau menyusahkan sekali."
Myungsoo berkata dan menjauh dari Naeun. Naeun tertipu oleh kata-kata Myungsoo.
Ia jadi salah tingkah karena telah membuat Myungsoo mengerjakan semua PRnya.
"Kajja. Aku akan mengantarmu
pulang." Myungsoo berkata meninggalkan Naeun disana.
"Yah Kim Myungsoo!! Tunggu aku!!"
Naeun mengambil tasnya dan langsung berlari meninggalkan tempat itu.
~~~~
Hayoung baru saja pulang dari supermarket.
Setelah menjenguk Sunggyu, ia memutuskan untuk mampir ke supermarket membeli
bahan makanan. Ia pulang dengan berjalan kaki. Karena jarak rumahnya tidak
terlalu jauh. Saat akan menyebrang tiba-tiba sebuah mobil dari arah barat
melaju ke arahnya.
"AAAAAA!!!" Hayoung tertabrak
semua belanjaannya terlempar dan jatuh berserakan. Darah segar mengalir dari
kepalanya.
Younha senang rencananya berhasil. Ia
meninggalkan boneka voodoo yang berada di dekat sebuah mobil mainan.
Myungsoo sedang mengantarkan Naeun menuju
rumahnya. Tak ada seorang pun yang bicara. Naeun menatap kedepan. Ia heran
melihat banyak orang disana.
"Berhenti!!" Naeun berkata.
"Waeyo?" Naeun tak menjawab. Ia
langsung keluar dari mobil Myungsoo. Myungsoo pun mengikuti Naeun. Naeun
berjalan menuju kerubunan orang itu. Ia terkejut melihat Hayoung yang sudah
bersimbah darah.
"Hayoung-ah!!!" pekik Naeun.
Myungsoo yang mendengarnya langsung berlari menghampiri Naeun. Ia terkejut
melihat Hayoung yang sudah sekarat. Tak lama kemudian ambulance pun datang
membawa Hayoung pergi ke rumah sakit. Myungsoo dan Naeun mengikutinya dari
belakang.
Sesampainya disana Hayoung langsung
dilarikan ke ruang emergancy. Perawat dan dokter tidak memperbolehkan Myungsoo
dan Naeun untuk masuk. Naeun hanya dapat menurut dan menunggunya diluar. Ia
duduk disalah satu kursi yang tersedia disana. Myungsoo pun duduk disampingnya
dan menenangkannya.
"Jangan bersedih. Aku yakin ia pasti
kuat." Naeun hanya mengangguk mendengarnya.
~~~~
Hayoung kini berada diruangan yang waktu
itu ia lihat. Ruangan yang sangat gelap. Ia berjalan tanpa arah tujuan.
Tiba-tiba ia menemukan seberkas cahaya, walau tidak terlalu terang namun itu
membuatnya tertarik untuk menuju ke arahnya. Sesampainya disana ia terkejut
melihat seorang yang sangat ia kenal.
"Sunggyu oppa..." Hayoung
berkata. Sunggyu terkejut melihat Hayoung berada di hadapannya.
"Hayoung-ah? Bagaimana bisa kau berada
disini?"
"Nan molla." Hayoung menggeleng.
"Yang aku ingat, aku melihat sebuah mobil dari arah barat dan menabrakku.
Setelah itu aku tidak ingat apapun oppa." Sunggyu terlihat sangat heran.
"Dan mengapa oppa bisa berada
disini?"
"Aku juga tidak tahu. Terakhir kali
yang ku ingat adalah. Ada yang memukul kepalaku dan setelah itu aku tidak ingat
apapun." Hayoung terkejut mendengarnya.
"Tapi... Myungsoo oppa bilang Tak ada
yang memukulmu waktu itu oppa. Bagaimana bisa kau merasakan ada seseorang yang
memukulmu?" Hayoung berkata, Sunggyu pun sangat bingung dengan semua yang
terjadi.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang
berjalan menuju ke arah mereka. Sunggyu dan Hayoung menatap kearah suara.
Karena sangat gelap mereka tidak bisa melihat orang itu. Suara itu semakin
mendekat dan mendekat. Orang itu menampakan dirinya. Sunggyu terkejut melihat
sosok yang ada dihadapannya.
"Goo Sunhee..." Sunggyu bergumam
Sunhee tersenyum sinis menatapnya.
"Selamat datang di duniaku."
TBC
Jangan lupa komen nde?
gamsahamnida :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar